Kalian pasti pernah merasakan takut akan kematian dan kehilangan orang yang disayang, misalnya: kehilangan orang tua, anak, pasangan atau teman dekat. Sebenarya itu hal yang wajar. Namun, jika rasa takut itu sudah berlebihan hingga membuat hidup resah, tidak tenang bahkan mengganggu aktivitas, itu tandanya anda mengalami thanatophobia.
Bahkan, dalam level yang ekstrem, rasa takut kehilangan ini akan membuat penderitanya tidak mau keluar rumah, menyentuh benda tertentu, atau berinteraksi dengan orang yang dianggapnya berbahaya bagi nyawanya.
Selain, merasakan panik dan kecemasan yang ekstrim. Orang yang mengalami thanatophobia juga diikuti dengan gejala fisik seperti pusing, berkeringat, mual, dan jantung berdebar.
Thanatophobia berasal dari bahasa Yunani, thanato yang berarti ‘kematian’ dan phobia berarti ‘ketakutan masing-masing’. Orang yang mengalami thanatophobia akan merasa cemas dan takut berlebihan ketika selalu memikirkan kematian.
Penyebab fobia ini pada umumnya dialami karena faktor internal maupun eksternal. Sebagian besar, biasanya fobia kehilangan dan ketakutan diakibatkan pengalaman traumatis selama masa kanak-kanak atau kisah masa lalu.
Anak muda lebih berisiko mengalami thanatophobia daripada orang-orang lanjut usia. Kecemasan berlebih terhadap kematian dan kehilangan biasanya mulai nampak terjadi di usia 20-an. Pada wanita, ketakutan ekstrem ini bisa terus berlanjut hingga usia 50-an. Selain itu, orang-orang yang memiliki banyak masalah kesehatan serius juga lebih mungkin mengalami kecemasan berlebihan seputar masa depan hidupnya.
Pengobatan fobia ini bisa dilakukan dengan prikoterapi. Biasanya rencana perawatan dilakukan oleh seorang terapis atau konselor, dengan mempertimbangkan pengalaman pribadi, riwayat medis, usia, serta tingkat keparahan gejala. Dan akan berfokus untuk meredakan ketakutan dan kekhawatiran penderitanya terhadap kematian.