Sekilas Biografi Syaikh Nawawi
Syaikh Nawawi, nama aslinya ialah Muhammad Nawawi bin Umar bin ‘Arabi. Sebagai ulama, beliau dikenal dengan sebutan Muhammad Nawawi (Al-Syaikh) al-Jawi al-Bantani. Dilahirkan di kampung Tanara, Banten pada tahun 1813 M/1230 H dan wafat di Ma’la (Mekah) Saudi Arabia pada tahun 1897 M, bertepatan dengan tanggal 25 Syawal tahun 1314 H6 dalam usia 84 tahun, tanpa menyebut tanggal kelahirannya. Beliau lebih populer dengan julukan Sayyid ‘Ulama al-Hijaz.
Ulama yang cukup mewarnai prinsip keilmuan dan jalan pikiran Syaikh Nawawi muda adalah Syaikh Sayyid Akhmad Nakhrawi dan Syaikh Sayyid Ahmad Dimyathi. Dua ulama inilah yang mula-mula membimbing Nawawi dalam berbagai disiplin ilmu, membentuk karakternya, dan mengajarinya selalu memegang nilai-nilai agama dan memantapkan prinsip akidah.
Ulama lain yang membentuk kepribadiannya ialah Syaikh Sayyid Ahmad Zaini Dahlan dan Syaikh Muhammad Khatib Hambali. Antara tahun 1830-1860, Nawawi muda menghabiskan waktunya untuk menuntut ilmu. Antara tahun 1860-1870 ia mengajardi Masjid Haram, dan tahun-tahun tersebut Nawawi Sudan secara aktif menulis buku-buku. Akan tetapi, setelah tahun 1870 ia pusatkan aktivitasnya untuk menulis dan karyanya lebih kurang 100 buah. Di antaranya di bidang tafsir, fikih, bahasa Arab, dan Iain-lain.
Syaikh Nawawi adalah pribadi yang sederhana, Ulama Indonesia yang satu ini mewakili Ulama Jawi – sebutan untuk Ulama asal Indonesia- yang memiliki reputasi dalam bidang intelektualisme yang tinggi di balik kesederhanaannya tersebut. Kalangan cendekiawan muslim di dunia Arab pada masa itu, mengakui keulamaan dan kecendekiawanan Syaikh Nawawi Al-Bantani.
Sehingga melalui reputasi Syaikh Nawawi tersebut, nama Al-Jawi, menjadi terangkat. Ternyata orang ajam seperti Indonesia memiliki kemampuan intelektual yang tidak kalah bahkan diakui Syaikh Nawawi, memiliki kemampuan intelektual yang sangat brillian di antara ulama pada masanya.
Termamsuk dalam aktivitas dakwah atau pengembangan agama Islam, Syaikh Nawawi telah berkiprah banyak dalam hal mendakwahkan pesan-pesan ajaran Islam kepada para kader yang nantinya ikut menjadi penyambung lidah bagi kegiatan dakwah.
Dalam aktifitas kehidupan Syaikh Nawawi, Syaikh Nawawi menggunakan hari-harinya untuk kegiatan keagamaan, tegasnya yaitu menggunakan aktifitas hari-harinya untuk dakwah Islamiyah. Sumbangan yang dilakukan Syaikh Nawawi dalam aktifitas dakwah Islamiyah sangat berharga. Dan hal itu dilakukan oleh beliau dengan penuh keikhlasan dan penuh kesadaran.
Aktivitas yang dilakukan oleh Syaikh Nawawi Al-Bantani tersebut membawa nilai manfaat bagi pengembangan agama Islam, nama Syaikh Nawawi menjulang tinggi berkat kiprah dan keikhlasannya dalam ikut serta mengembangkan ajaran-ajaran Islam.
Syaikh Nawawi merupakan seorang ulama yang banyak jasanya bagi pengembangan agama Islam. Aktifitasnya di bidang dakwah sangat banyak membantu bagi terlaksananya keberhasilan dakwah.
Di Indonesia, para ulama banyak yang telah berjasa dalam kegiatan penyebaran dan pengembangan agama Islam. Demikian pula Syaikh Nawawi. Dalam hal ini, Syaikh Nawawi tidakm sendirian, para ulama di Indonesia yang pada waktu itu dikenal dengan sebutan Al-Jawi — di awal abad ke-19 banyak yang berperan di masyarakat dalam rangka mengembangkan agama Islam. Mereka turut mengisi lembaran sejarah dakwah islamiyah di Indonesia yang telah ditanamkan dan dirintis oleh para wali sembilan yang dikenal dengan sebutan Walisongo.
Pengembangan agama Islam tidak bisa lepas dari pengajaran dan pendidikan agama Islam. Pada waktu itu Mekkah adalah pusat pendidikan Islam yang menjadi tumpuan para murid dari berbagai negara dunia Islam. Sebab disamping menuntut ilmu, mereka juga bisa menunaikan ibadah haji yang merupakan rukun Islam yang ke-lima.
Warisan Karya Tulis Syaikh Nawawi al-Bantani
Walaupun Syaikh Nawawi penulis yang produktif yang dikatakan telah menulis seratus lebih kitab tetapi berdasarkan penelusuran dari berbagai literatur dan sumber yang ada, bahwa karya tulis Syaikh Nawawi Al-Bantani yang telah diterbitkan dan tersebar luas di berbagai daerah, baik di Indonesia maupun di berbagai wilayah dunia Islam lainnya, terdapat 41 judul buku. Karya-karya Syaikh Nawawi, tersebut adalah :
1. Al-Simar al-Yani’at Syarh ‘ala Riyadh al-Badi’at. Membahas masalah fiqh. Kitab ini merupakan ulasan dari karya Syaikh Muhammad Hasbullah.
2. Tanqih al-Qaul al-Hatsis, Syarh ‘ala Lubab al-Hadis. Membahas empat puluh hadits tentang keutamaan-keutamaan. Kitab ini merupakan ulasan dari karya Imam Jalaluddin Al-Syuyuthi.
3. Al-Tausyih, syarah ‘ala Fatkhu al-Qarib al-Mujib. Membahas masalah fiqh Islam. Kitab ini merupakan syarah (komentator) atas karya Ibn Qasim Al-Ghazi.
4. Nur Al-Dhalam, syarah ala Mandzumah bi Aqidah al-Awwam. Membahas masalah Tauhid atau Aqidah Islam. Kitab ini merupakan syarah dari karya Sayyid Ahmad Marzuqi Al-Makki.
5. Tafsir Al-Munir li Muallim al-Tanzil (Murah al-Labid li Kasyfi Ma’na Qur’an al-Majid), Kitab ini membahas tafsir Al-Qur’an lengkap 30 juz. Kitab ini terdiri dari 2 jilid besar. Jilid 1 terdiri dari 510 halaman, dan jilid 2 terdiri dari 476 halaman, dengan demikian jumlah halamannya mencapai 986 halaman. Tafsir Al-Munir ini merupakan karya tersebasr Syaikh Nawawi. Melalui karyanya ini beliau mendapat predikat Sayyiddu Ulama al-Hijaz (Penghulu Ulama Hijaz). Tafsir ini juga merupakan karya orisinil Syaikh Nawawi.
6. Madariju al-Shu’ud, syarah ‘ala Maulid Al-Nabawi, (Kitab Maulid Al-Barzanji). Membahas sejarah kehidupan Nabi Muhammad. Kitab ini merupakan ulasan dari karya Imam Sayyid Ja’far Al-Barzanji.
7. Fatkhu al-Majid, syarah ‘ala Darul Farid fi al-Tauhid. Membahas masalah tauhid. Kitab ini merupakan ulasan dari kitab karya Imam Ahmad An-Nahrawi, gurunya.
8. Fatkhu al-Shamad, syarah ‘ala Maulid Al-Nabawi. Membahas sejarah kehidupan Nabi Muhammad. Kitab ini merupakan komentar atas karya Ahmad Qasim al-Maliki.
9. Nihayah al-Zain, syarah ‘ala Qurratu al-Ain bi Muhimmati al-Diin. Membahas masalah fiqh Islam dalam mazdhab Syafi’i setebal 407 halaman. Kitab ini merupakan ulasan atas kitab karya Syaikh Zainuddin Al-Malibari, seorang ulama dari Malabar Hindia.
10. Sulam Al-Fudhala, syarah ‘ala Mandzumat al-Adzkiya. Membahas masalah akhlaq dan tasawuf. Kitab ini merupakan ulasan atas karya Syaikh Imam Fadhil Zainuddin.
11. Muraqi al-Ubudiyyah, syarah ‘ala Bidayat al-Hidayah. Membahas masalah akhlaq dan tasawuf. Kitab ini merupakan komentar atas karya Hujjatul Islam Imam Al-Ghazali.
12. Sullam al-Munajat, syarah ‘ala Safinat al-Shalat. Membahas masalah fiqh shalat. Kitab ini merupakan ulasan atas karya Sayyid Abdullah bin Umar Al-Hadrami.
13. Nashaih al-Ibad, syarah ‘ala Al-Munbihat al-Istidad li Yaum al-Ma’ad. Membahas mengenai nasihat kepada manusia tentang persiapan menghadapi hari akhir (qiamat). Kitab ini meru[akan ulasan atas kitab karya Syaikh Sihabuddin Ahmad bin Ahmad al-Asqalani.
14. Al-Aqdus Samin, syarah ‘ala Mandzumat al-Sittin Mas’alatan al-Musamma bi al-Fatkhul Mubin
15. Bahjatu al-Wasail, syarah ‘ala al-Risalah al-Jami’ah Baina al-Ushuluddin wa al-Fiqh wa al-Tashawuf. Membahas masalah tauhid, fiqh dan tasawuf. Kitab ini meru[akan syarah dari kitab karya Syaikh Ahmad bin Zaini al-Habsyi.
16. Targhibu al-Mustaqin, syarah ‘ala Mandzumat Sayyid al-Barzanji Zainal Abidin fi Maulid Sayyidi al-Awwalin, Kitab ini membahas tentang sejarah Nabi Muhammad. Merupakan ulasan atas kitab karya Al-Barzanji.
17. Tijan Al-Durari, syarah ‘ala Al-Alim Al-Allamah Syaikh Ibrahim Al-Bajuri fi Tauhid. Kitab ini membahas masalah tauhid. Merupakan ulasan atas kitab karya Syaikh Ibrahim al-Bajuri.
18. Fatkhu al-Mujib, syarah ‘ala al-Syarbani fi ilmi al-Manasik.
19. Mirqatu Shu’udi Tashdiq, Syarah ‘ala Sullam al-Taufiq. Kitab ini membahas masalah tauhid, fiqh dan tasawuf. Merupakan ulasan atas kitab karya Syaikh Abdullah bin Husain Ba’alawi.
20. Kasyifat al-Saja, syara ‘ala Safinat al-Naja. Kitab ini membehas maslah keimanan dan peribadatan (fiqh). Merupakan ulasan atas kitab karya Syaikh Salim bin Samir Al-Hadhrami.
21. Qamiut Tughyan, syarah ‘ala Mandzumat Syu’ab al-Iman. Kitab ini membahas masalah cabang-cabang iman (tauhid). Merupakan syarah atas kitab karya Syaikh Zainuddin Al-Kusaini Al-Malibari.
22. Uqudu al-Lujain fi Huquqi Zaujain. Kitab ini membahas hak dan kewajiban berumah tangga, hak dan kewajiban antara suami dan istri.
23. Al-Futuhatu al-Madaniyah, syarah ‘ala Syu’abu al-Imaniyah,yang disadur dari karya Imam Al-Syuyuthi dan Syaikh Muhammad Ibnu Arabi.
24. Fatkhu al-Ghafir al-Khatiyyah syarah ‘ala Nadzam al-Jurumiyyah al-Musamma bi Kaukab al-Jaliyyah
25. Qathru al-Ghais syarah ‘ala Masail Abu Laits.
26. Al-Fushusu al-Yaquthiyyah, syarah ‘ala Raudhatul Bahiyyah fi Abwabi al-Tashrifiyyah. 27) Al-Riyadhul Fauliyyah.
27. Suluk al-Jaddah, syarah ‘ala Risalah al-Muhimmah bi lam’ati al-Mafadah fi Bayani al-Jum’ati wa al-Mu’addah. Kitab ini membahas masalah fiqh madzhab Syafi’i. Dicetak pada Mathba’ah Wahabiyah, Makkah, 1300 H.
28. An-Nahjah al-Jayyidah li halli Naqawati al-Aqidah. 30) Hilyatus Shibyan ‘ala Fatkhurrahman. Ulasan atas kitab Fatkhurrahman. Kitab ini membahas masalah tauhid.
29. Mishbahu al-Dhulam ‘ala al-Hikam,
30. Dzariatul Yaqin ‘ala Ummi al-Barahin,
31. Al-Ibriz al-Dani fi Maulidi Sayyidina Muhammadi Sayyidi al-Adnani.
32. Bughyatu al-Anam fi Syarhi Maulidi Sayyidi al-Anam.
33. Al-Duraru al-Bahiyyah fi Syarhi al-Khasaisi an-Nabawiyah.
34. Kasyfu al-Maruthiyyah ‘an Sattari al-Jurumiyyah.
35. Lubab al-Bayan
36. Quut al-Habib al-Gharib, Khasyiyah ‘ala Fatkhu al-Qarib al-Mujib Syarah al-allamah al-Kabir ‘ala Mandzumati al-Alim al-Amilwal Khabir al-Kamil al-Syaikh Muhammad al-Masyhur bi al-Dimyathi al-Lati allafaha fi al-Tawasuli bi Al-Asma’i al- Husna wa bi Hadharati Al-Nabi Shallallahu Alaihi wa Sallama wa bi ghairihi min al-Aimmati akhbar wa fi madhi ahli baitihi al-Abrar..
37. Fatkhul Arifin.
38. Syarah al-Burdah.
Karya-karya yang disebutkan diatas adalah karya Syaikh Nawawi yang sudah dicetak dan diterbitkan oleh berbagai penerbit. Dan menyebar di hampir seluruh wilayah dunia Islam. Di Indonesia, karya-karya Syaikh Nawawi tersebut sampai sekarang bisa didapati di berbagai toko kitab di berbagai kota.