Beranda » Memaknai Pendidikan Intelektual dalam Islam

Memaknai Pendidikan Intelektual dalam Islam

by admin

Islahuddin, M.Pd (Warga Al-Khairiyah, Pegiat Studi Pendidikan Islam)

Sejak awal kedatangan Islam didunia, Islam telah mengambil peran yang amat segnifikan dalam kegiatan pendidikan intelektual. Peran ini dilakukan, karena beberapa pertimbangan sebagai berikut:

Pertama, Islam memiliki karakter sebagai agama dakwah dan pendidikan. Dengan karakter ini, maka Islam dengan sendirinyaberkewajiban mengajak, membimbing, dan membentuk kepribadian umat manusia dengan nilai-nilai ajaran Islam. Dengan inisiatifnya sendiri, umat Islam berusaha membangun sistem dan lembaga pendidikan sesuai dengan keadan zaman, mulai dari tingkat dasar hingga perguruan tinggi.

Kedua, terdapat hubungan simbiotik fungsional antara ajaran Islam dengan kegiatan pendidikan. Dari satu sisi Islam memberikan dasar bagi perumusan visi-misi tujuan dan berbagai aspek pendidikan, sedangkan dari sisi lain Islam membutuhkan pendidikan sebagai sarana yang strategis untuk menyampaikan nilai dan praktik ajaran Islam kepada masyarakat. Adanya penduduk Indonesia yang mayoritas beragama Islam adalah sebagai bukti keberhasilan pendidikan dan dakwah Islamiyah

Ketiga, Islam melihat bahwa pendidikan merupakan sarana yang paling strategis untuk mengangkat harkat dan martabat manusia dalam berbagai bidang kehidupan Itulah sebabnya tidak mengherankan, jika ayat 1-5 surat Al- A’laq, sebagai ayat al-Qur’an yang pertama kali diturunkan telah mengandung isyarat tentang pentingnya pendidikan. Ayat 1-5 , pada ayat tersebut paling kurang terdapat lima aspek pendidikan : 1) aspek proses dan metodologinya, yaitu membaca dalam arti seluas-luasnya, yaitu mengumpulkan informasi, memahami, mengklasifikasi atau mengatagorisasi, membandingkan, menganalisis, menyimpulkan dan memverifikasi; 2) aspek guru yang dalam hal ini, Allah SWT ; 3) aspek murid yang dalam hal ini diwakili oleh kata qalam (pena) dan 5) aspek kurikulum, yang dalam hal ini segala sesuatu yang belum pernah diketahui manusia ( ma lam ya’lam). Kelima hal tersebut merupakan aspek atau komponen utama dalam kegiatan pendidikan

Intelektual dalam pendidikan tidak lepas dari peranan akal manusia, kata akal yang sudah menjadi kata Indonesia berasal dari kata Arab al-‘aql ((العقل yang dalam bentuk kata benda. selain itu di dalam al-Qur’an terkadang kata akal diidentikan dengan kata lub jamaknya al-albab. Sehingga kata Ulu al-bab dapat diartikan dengan orang orang yang berakal. Hal ini dapat dijumpai pada Q.S. Ali Imran ayat 190-191:

إِنَّ فِي خَلۡقِ ٱلسَّمَٰوَٰتِ وَٱلۡأَرۡضِ وَٱخۡتِلَٰفِ ٱلَّيۡلِ وَٱلنَّهَارِ لَأٓيَٰتٖ لِّأُوْلِي ٱلۡأَلۡبَٰبِ

Artinya: sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi dan silih bergantinya malam dan siang terdapat tanda-tanda bagi orang-orang yang berakal, yaitu orang-rang yang mengingat Allah sambil berdiri atau duduk dan dalam keadaan berbaring dan mereka memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi (seraya Berkata) “ya tuhan kami, tiadalah engkau menciptakan ini denga sia-sia. Maha suci Engkau , maka peliharalah kami dari api neraka

Untuk memahami maknanya intelektual merupakan sebuah istilah yang disandangkan bagi orang-orang yang cerdas, berakal, berilmu pengetahuan tinggi, taat kepada agama serta kritis dalam menanggapi persoalan-persoalan sosial.seorang intelektual adalah adalah seorang yang kreatif, yang selalu berusaha mencari kemungkinan yang baru yang mungkin lebih baik dari hasil yang sudah ada. Dengan demikian, pengertian intelektual merupakan pengertian sikap hidup, bukan hanya sekedar pengertian dalam dunia pendidikan, meski sebenarnya antara dunia pendidikan yang tinggi dan sikap seorang intelektual terdapat korelasi yang tinggi (semakin banyak oengetahuan seseorang, semakin dia merasa bahwa masih banyak hal-hal yang belum is ketahui).

AL- QUR’AN DAN AL-SUNNAH SEBAGAI SUMBER DAN PENDORONG INTELEKTUALITAS 

Umat Islam percaya bahwa Al-Qur’an dan Al-Sunnah merupakan sumber intelektualitas dan spiritual Islam. Al- Qur’an bukan hanya basis bagi agama dan pengetahuan spiritual, tapi juga bagi semua jenis imu pengetahuan. Ia merupakan sumber utama inspirasi pandangan umat Islam tentang keterpaduan sain dan pengetahuan spiritual. Gagasan keterpaduan ini merupakan konsekuensi dari gagasan keterpaduan semua jenis pengetahuan yang belakangan ini pada giliranya diturunkan dari prinsip keesaan Tuhan yang diterapkan pada wilayah pengetahuan manusia.

Al- Qur’an yang merupakan firman Allah SWT yang diturunkan kepada Allah kepada Nabi Muhammad menyimpan segudang ilmu pengetahuan serta lengkap dengan solusi prihal kehidupan duniawi. Ayat pertama yang diturunkan kepada Nabi Muhammad Saw adalah iqra’ wahyu pertama ini menjelaskan dan menghendaki umatnya untuk membaca apa saja selama bacaan tersebut bismi Rabbik, dalam arti bermanfaat untuk kemanusiaan. Iqra’ yang berarti bacalah, telitilah, dalamilah, ketauhilah ciri-ciri sesuatu; bacalah alam tanda-tanda zaman, sejarah maupun diri sendiri, yang baik yang tertulis maupun yang tidak.

Dengan demikian jelas bahwa al-Qur’an (Allah) sangat menjunjung tinggi terhadap aspek ilmu pengetahuan dan intelektualitas. Kenapa intelektualitas? Karena pengembangan aspek intelektualitas bisa menjadikan umat yang maju, berperadan dan tauhidi. Ini telah dibuktikan dalam sejarah kehidupan umat Islam, dimana dengan intelektualitasnya, umat Islam mampu merubah peradaban manusia dari kebobrokan moral dan kegelapan intelektua menuju kepada tinggi yang sesuai dengan petunjuk Sang ilahi. Dengan memaksimalkan fungsi akal, sehingga dunia Islam telah berhasil menciptakan para ilmuan, kaum intelektual dan cendikiawan, sehingga menjadi Islam sebagai center peradaban dunia.

 

BACA JUGA

Leave a Comment